Mengapa Pertanian Selalu Dianggap Hal Remeh di Negeri Kita, Ini Sebabnya !

 

ekonomi.bisnis.com

Nerara kita memang selalu menjadi perhatian negara lain sejak dulu, mengapa demikian ? sebab Indonesia yang dulu dikenal dengan macam-macam keanekaragaman hayati yang paling kaya. Tentunya negara agraris pun dijuluki pada negara kita yang populasi sebagian orangnya menjadi petani, namun hal itu perlahan berubah seiring waktu sedikit generasi pemuda yang melanjutkan pekerjaan leluhurnya yang menjadi petani lalu mengapa sektor pertanian yang sekarang banyak tidak diminati oleh generasi muda ? artikel ini akan mengupas tentang permasalahan tersebut yang di bahas pada bagian- bagian berikut :

 

1. Motivasi dari orang tua

Orang tua yang memiliki pekerjaan sebagai petani pada umumnya tentu menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang yang cukup, para orang tua yang bekerja sebagai petani yang pastinya tidak menginginkan anaknya bekerja mengikuti langkahnya, mengapa begitu ? sebab mereka selalu ingin anaknya beberapa langkah lebih maju dari dirinya dan selalu di iming-imingi harus bekerja sebagai pegawai sipil. Padahal jika di teliti lebih lanjut, sektor pertanian sangat menjanjikan dan perlahan berkat tekanan orang tentunya mengubah mindset generasi muda menjadi petani seakan-akan punah.

 

2. Gengsi yang tinggi

Para generasi muda yang tidak ingin menjadi petani sebagian berpendapat gengsi sebab kerjanya identik dengan kotor, keras dan sebagainya. Padahal disisi lain kerja keras tersebutlah yang menghidupi tatanan pangan negara, bayangkan saja jika generasi muda memandang petani seperti itu tentunya bukan kemakmuran negara yang didapat, yang ada hanya kelaparan dan bencana-bencana akibat sektor pertanian tidak di pandang lagi seperti akhir-akhir ini. Mindset generasi muda terhadap petani perlu di ubah agar semakin banyak generasi muda yang turun ambil pekerjaa sebagai petani yang memakmurkan negara.

 

3. Hasilnya yang sedikit

Kerap kali terjadi di pertanian yang mengalami keanjlokan harga panen, semisalnya pada musim-musim tertentu harga cabai kadang naik kadang pula turun. Bukan sepele, ternyata pendapatan yang tidak pasti tersebut membuat banyak orang enggan mengambil pekerjaan sebagai petani, mengapa ? sebab bayangkan saja jika kamu sudah keluarkan modal untuk masa tanam yang lumayan banyak dan hasilnya malah tidak seberapa. Mungkin bagi kalian yang tidak peduli soal pertanian tidak tahu menau rasanya di perlakukan tidak adil oleh pemerintah yang menentukan harga pasar. Seharusnya ini yang menjadi tugas pemerintah dalam mengatur harga pasar dan keperluan yang dibutuhkan oleh negara agar terpenuhi, jika pemerintah saja malah mengambil lahan yang dimiliki petani tentu siapa yang ingin menjadi petani, sebab melawan pemerintah sama saja seperti melawan meteor.

 

4. Mindset yang tidak berubah  

Berita pada televisi memang sangat berpengaruh terhadap pola pikir kita, tidak sedikit mereka memberitakan petani yang gagal panen, petani yang kurang mampu, petani yang nasibnya selalu susah. Hal itu membuat sebagian orang berpikir dan beranggapan bahwa petani itu identik dengan seperti itu, padahal fakta lapangan yang didapat tidak demikian tidak sedikit juga petani yang makmur dan bisa dibilang gajinya lebih dari orang yang berdasi. Mereka orang jenius yang merubah cara kerja petani dengan memanfaatkan bidang bisnis dalam pengerjaannya, semisalnya pada artikel tanaman porang yang pernah saya buat, itu merupakan jala mengambil peluang bahwa pasar sedang membutuhkan hasil panen itu dan pasar juga menghargai produk itu dengan harga yang tinggi sehingga terjadi kesepekatan antara petani dan konsumen. Jika sektor pertanian ingin maju, mungkin pembenahan dari sektor pasar yang sedikit lebih maju akan membuat banyak generasi muda yang tertarik terjun dalam bidan pertanian.

 

5. Dipandang sebelah mata

Petani memang selalu dipandang sebelah mata dikalangan orang banyak dengan kerjanya yang kotor, panas, melelahkan selalu di anggap orang seperti itu, jawabannya jika kamu berpikir seperti itu tentunya salah, banyak dari para petani yang kehidupannya makmur bahkan bisa menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang perguruan tinggi melebihi pendidikannya, hal itu kerap terjadi di pedesaan dimana anak dari petani selalu merantau berkat hasil dari orang tuanya yang berprofesi sebagai petani, petani yang membuat seseorang bisa memakan nasi, petani juga yang menyediakan sayuran, bahkan petani juga yang menyediakan lapangan pekerjaan bagi buruh tani. Jika dipikirkan lebih lanjut maka pandangan negatif terhadap petani langsung hilang begitu saja, karena yang di elu-elukan sebagai petani itu bukan soal rejekinya , tetapi ketentraman dalam hidupnya.

 

6. Cara kerja yang kuno

Jika dibandingkan dengan jepang, tentunya negara kita sangat jauh tertinggal dalam teknologi, mereka orang jepang selalu berinovasi dan membuat hasill karya yang modern di sektor pertaniannya yang berlahan sedikit, tentunya dari pihak pemerintahan jepang juga yang mendukung membuat petani dijepang identik dengan makmur. Berbeda dengan negara kita yang baru memulai teknologi di bidang pertanian, tentunya walau ketertinggalan harusnya di sambut baik oleh masyarakat sebab sekarang kementrian pertanian peduli soal teknologi yang memudahkan petani mengolah lahannya. Tetapi disisi lain banyak buruh tani yang kehilangan pekerjaannya sebab digantikan oleh mesin, nah disinilah kecerdikan pemerintah diuji, mari kita lihat langkah apa yang dilakukan pemerintah dalam menanggapi persoalan tersebut sebab dunia teknologi sudah merambat ke pertanian Indonesia yang dimulai dari traktor canggih, alat pemanen padi, drone pemantau dan lainnya.

 

7. Kurangnya pendidikan pertanian

Kita memang mempelajari IPA di bangku sekolah, tetapi itu bukan modal untuk menguasai ilmu pertanian, dan pertanian sendiri baru dikenal di bangku SMK yang di ambil di satu kejuruan yaitu pertanian. Walaupun di bangku SMK ditetapkan jurusan pertanian, tetapi sekolah SMK itu juga jarang yang memiliki jurusan tersebut, jika ada pun siswanya tidak berjumlah banyak, sama halnya dengan perguruan tinggi, bisa dilihat mahasiswa pertanian ternyata tahun ke tahun semakin sedikit peminatnya.

 

8. Tidak menekuni bidangnya

Sebenarnya banyak yang tertarik dengan dunia pertanian tetapi semenjak mereka lulus dari sekolah ternyata malah menyimpang ke sektor lain, bank negara misalnya. Ini didapat dari salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang banyak menghasilkan siswa pertanian tetapi justru tidak melanjutkan pekerjaan sebagai petani, sebab mereka belum kuat secara mental untuk menjadi petani. Nah, lagi lagi ini tugas dari pemerintah untuk mencari solusinya bukan malah menghakimi mahasiswa dengan cara menanyakan kenapa kok tidak lanjut menjadi petani, dan menyalahkan mereka seakan-akan dirinya paling benar. Pemerintah harusnya sudah mengerti kenapa mereka menyimpang dari keahliannya sebab pemerintah sendiri saja tidak menghargai petaninya, mengapa ? kamu pejabat bisa berbicara seperti itu, padahal kamu sendiri tidak peduli oleh rakyatnya, bisa diliat dari harga pasar saja kamu tidak urus, tiba-tiba beranggapan seperti itu tentunya hak mereka mahasiswa melanjutkan kehidupanya seperti apa, kalau memang pemerintah peduli mungkin banyak dari sekian mahasiswa melanjutkan pekerjaannya sebagai petani tanpa harus DISURUH.

 

9. Lahan yang semakin sedikit

Tidak heran semenjak adanya zaman modern, tentunya dampak negatif selalu ditimbulkan oleh manusia. Dimulai dari pembalakkan liar yang mengakibatkan hutan yang semakin menipis dan lahan pertanian terancam, tentunya membuat profesi petani semakin terdesak belum lagi lahan tersebut dijadikan pabrik, tol, sawit yang membuat lahan pertanian tercemar. Baru-baru ini terjadi di kalimantan yang entah mengapa terjadi banjir dengan intensitas yang sangat besar, kalimantan dikenal dengan hutannya yang luas tetapi mengapa sekarang terjadi banjir yang sangat mengerikan, sebab disitulah pemerintah membuat lahan sawit, batu bara secara besar-besaran yang membuat hutan di kalimantan menipis dan mana mungkin tanah bisa menyerap air secara efisien. Curah hujan memanglah tinggi tetapi mengapa baru-baru ini terjadi permasalahan tersebut, bukankah itu ulah manusia sendiri yang membuat bencana banjir ?.

 

Dari sekian banyak alasan, hanya point tersebut yang mewakilkan bagi saya untuk membuat artikel kali ini, jadi apakah kalian mau menjadi petani ? kalau iya jadikanlah pertanian kamu yang terbaik dan tidak dimainkan oleh pemerintah, dan semoga saja petani di Indonesia menjadi lebih makmur dan dipandang oleh masyarakat sebab kalau bukan dari petani mungkin negara ini sudah dilanda kelaparan ,benar tidak ? Cukup sekian pembahasan kali ini, semoga bermanfaat dan terima kasih atas kunjungannya !.